Kamis, 24 Maret 2011

Default Masa Depan Islam Di Indonesia

Islam Problematika dan Kebangkitan
Islam memang pernah berjaya. Yang jelas, sekarang tidak. Islam sekarang menjadi bulan-bulanan politik barat dan keberingasan dari dalam dirinya sendiri. Ajaran kekerasan di dalam tubuh Islam menjadi bumerang yang memakan dirinya sendiri. Bayangkan bom-bom bunuh diri membunuh sesama masyarakat Islam di Irak tidak peduli ini telah memasuki bulan suci Ramadhan. Afghanistan dan Lebanon luluh lantak dihajar peluru Barat melalui Amerika dan Israel.

Negara-negara Islam hanya bisa diam tidak membela saudaranya, takut negaranya juga bisa menjadi sasaran tembak. Suriah terdiam. Arab dan Kuwait malah menampung pasukan Amerika, sejak invasi Saddam Hussein yang menakutkan mereka. Ukhuwah Islamiah mati, dikalahkan nasionalisme lokal / setempat atau memang adanya ketidakseimbangan kekuatan militer dunia Islam melawan Barat, sehingga masuk akal jika negara-negara Islam memilih diam. Iran mendongakkan kepala, namun ditundukkan kembali bersama Negara poros setan lainnya.

Osama Bin Laden yang memilih berjuang melawan dominasi Barat, malah dicap teroris. Indonesia tak luput terkena dampak perang melawan Barat. Bom Bali hingga Kuningan semakin mengukuhkan bahwa aksi kekerasan melawan Barat ini adalah terorisme yang juga diperangi di Indonesia.

Masalah Politik
Banyak orang yang salah sangka. Banyak yang berpikir ini masalah agama, padahal ini murni politik hubungan antar Negara.

Islam adalah sebuah kekuatan yang sangat besar (telah dibuktikan sejarah) yang dapat melawan dan bahkan mengalahkan kekuatan Barat di masa lalu. Dihantui oleh trauma masa lalu, tiada cara lain selain membuatnya “cacat” sebab jika tidak adakah jaminan bahwa Islam yang berkembang tidak akan menginvansi lagi negara-negara barat sama seperti yang dilakukannya di masa lalu? Apakah Islam bisa berperilaku tidak memaksakan keyakinannya dalam hal politik ideologinya jika suatu saat mereka yang memegang kekuasaan sepenuhnya? Berperilaku santun bukan kepada sesama pemeluk agama Islam, melainkan berperilaku santun kepada mereka yang bukan beragama Islam? Jawabannya sangat jelas, bahwa dunia Barat tidak bisa mempercayai Islam sebagai Negara yang bisa dijadikan rekan sepadan.

Jadi tidak heran jika Israel dibela barat khususnya Amerika mati-matian, sebab melalui Negara inilah kekang bukti ketidakpercayaan itu diikatkan pada Negara-negara Islam. Selain kekuatan militer yang sangat besar, Israel memang memang latar belakang historis yang sangat rumit dengan dunia Islam yang artinya sebuah konflik tanpa akhir yang membuat instabilitas yang artinya Islam akan tetap bergantung pada Barat untuk menyelesaikan masalahnya.

Alhasil Islam memang berhasil dilumpuhkan hingga saat ini, dan terus menjadi pejuang pinggiran, yang lebih parah lagi disebut dengan istilah teroris. Jika ada yang berasumsi ini masalah sentimen agama, percayalah dunia barat hanya memandang masalah ini secara politis belaka. Sama seperti Inggris yang terus menerus melemahkan dan meneroriskan perjuangan masyarakat Irlandia, demikianlah yang dilakukan oleh dunia Barat terhadap Islam. Dan ini bukan persoalan agama.

Islam di Indonesia
Melihat perkembangan Islam di dunia saat ini memang mencemaskan. Bagi saya yang hidup di Negara yang berpenduduk Islam terbesar di dunia, seakan-akan masa depan Indonesia turut terblok– larut dalam prasangka dunia Barat terhadap dunia Islam termasuk Indonesia yang seakan-akan bisa juga jatuh bersama Negara-negara Islam lainnya di bawah politik Barat dan Negara adidaya Amerika.
Adanya anggapan bahwa Indonesia adalah Negara Islam fundamental memang ada berkembang. Namun kenyataannya, apapun bentuknya Islam di Indonesia ternyata lebih moderat, sesuai dengan budaya asli di Indonesia. Manusia Indonesia bukan golongan orang yang dengan mudah mau melekatkan bom di dadanya dan meledakkan dirinya, meskipun anggapan itu sempat pupus sejak bom Bali oleh Amrozi cs. Teroris produk Indonesia. Namun ini tidak banyak dan tidak lama.

Faktanya Indonesia sebagai Negara memang tidak memiliki landasan kebencian terhadap dunia barat. Dunia Barat tidak melakukan terhadap Indonesia apa yang dilakukannya di Negara-negara Islam di Timur Tengah. Bahkan Indonesia cenderung memiliki hubungan baik dengan Negara-negara Barat. Besarnya perhatian Amerika bagi Indonesia juga nampak jelas melalui bantuan militer, hubungan perdagangan, dan bantuan bencana pasca Tsunami yang lalu.

Jika memang benar demikian, sangat memungkinkan untuk mengembangkan keislaman di Indonesia, yang nantinya menjadi icon baru keislaman di dunia. Apalagi sebagai sebuah Negara, Indonesia memiliki prestasi hubungan luar negeri yang sangat baik dengan berbagai Negara di dunia.

Permasalahan Islam Indonesia
Namun meskipun kesempatan itu ada, sayang tidak digunakan dengan baik. Islam di Indonesia sibuk dengan permasalahan akidah dan syariah yang tidak relevan dengan permasalahan sosial yang sangat banyak terjadi di negeri ini. Islam hanya ditekankan menjawab kemaksiatan perilaku, namun tidak menjawab persoalan lain yang lebih mendalam, misalnya permasalahan pendidikan, kemiskinan, korupsi dan sejenisnya. Di Aceh qanun dipertanyakan sebab hukuman cambuk tidak dikenakan bagi koruptor yang banyak berkeliaran di sini, melainkan hanya kepada penjudi, miras dan khalwat. Ini memalukan bahwa Islam menjadi alat penindas kaum marjinal saja. Giliran berhadapan dengan kekuasaan ia terdiam.

Selain itu Islam merelakan dirinya dijadikan media pembodohan masyarakat yang kian meluas melalui sinetron religius, fanatisme sempit, ajang kekerasan fisik, radikalisme dan fundamentalisme yang berbuntut kerusuhan dan perusakan serta perampasan hak hidup kelompok lain yang berbeda dengan dirinya.Kecerdasan Islam tidak mampu berdialog untuk meyakinkan kebenarannya, malahan menggunakan pemaksaan yang bahkan melibatkan kekerasan fisik yang terlalu jauh sebagai media dakwah.

Selain itu Islam tenggelam dalam perilaku yang ambigu. Mengklaim sebagai agama damai, namun di waktu yang sama mengijinkan terjadinya pembunuhan atas nama agama. Mengatakan sebagai agama yang menjunjung tinggi derajad wanita, namun sekaligus mengijinkan bahkan mempromosikan praktek poligami yang apapun alasannya adalah merendahkan wanita di dalam pemahaman modern.

Sebuah Solusi Benih Kebangkitan

Islam sebagai suatu ideologi agama, mesti dikaji secara kritis. Relevansi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin harus diinteraksikan dengan nilai-nilai jaman yang terus berkembang. Umat harus dicerdaskan untuk mampu menilai keislaman tidak dengan cara yang membabi buta, melainkan dengan dialog yang lebih terbuka yang membuahkan kedalaman iman. Pengaruh Islam sebagai problem solver perlu diperluas dan diimplementasikan ke dalam berbagai dimensi permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Jika Islam memang mampu menjawab tantangan yang ada di negeri ini, dan menghasilkan pemikiran yang bisa menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara maju di dunia ini mungkin mereka akan mendengar apa yang ISLAM INDONESIA KATAKAN! Pada saat itulah kejayaan Islam akan bangkit di Indonesia.

(Amos, Banda Aceh, 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar