Minggu, 24 April 2011

Perkembangan Teknologi Komputer Masa Depan



Harga komputer saat ini sudah turun drastis hal itu terjadi tiap kali ada teknologi baru yang keluar tentunya teknologi yang kemarin harganya akan turun drastis, saat ini dunia komputer sudah semakin canggih dengan teknologi baru yang bermunculan dan juga ramah lingkungan mungkin 2 atau 3 tahun kedepan akan lebih canggih lagi dari yang sekarang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, laptop merupakan suatu perangkat komputer yang sangat di inginkan bagi kalangan yang berkecimpung atau pengguna IT. Selain dapat digunakan dimana saja dan laptop juga menjadi Gaya Hidup seorang profesional. kemana-mana bisa dibawa dan digunakan, baik di kantor maupun cafe sambil nongkrong dan minum kopi, tapi tanpa disadari saat ini harga laptop semakin hari semakin menurun bahkan saat ini harga jual laptop terbaru berkisar 5 sampai 8 juta rupiah. Alhasil banyak orang menggunakan laptop dari pada PC Desktop. Baik dari merek-merek terkenal maupun merek asia dan bahkan merek lokal pun turut ikut mewarnai dalam kancah bisnis komputer tersebut.



Saat ini negara berkembang “semua orang ingin maju dan pintar” telah membuat suatu teknologi didalam dunia IT yang akan menggeser posisi komputer dan laptop. Yaitu teknologi mini computer masa depan yang sedang dipromosikan lebih praktis dan lebih hebat dari teknologi sekarang. Karena hanya mengandalkan sebatang pulpen atau berbentuk hp tapi tetap memiliki kemampuan super komplit seperti PC komputer atau laptop. Saat ini negara Indonesia masih menjadi pemakai saja dan hanya menerima perakitan ulang, namun kita boleh berharap suatu hari nanti Indonesia juga turut menjadi produsen komputer – komputer masa depan yang lebih canggih. Berikut ini gambar-gambar komputer masa depan :


Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Komputer Terhadap Trend Industri Retail @ Mesin Kasir

Di tahun 1980 masih banyak diantara kita di Indonesia yang belum melek komputer, sehingga pada saat itu kita sudah sangat bangga jika menggunakan mesin tik elektronik. Tahun 1987, kita mulai mengenal komputer ber-prosesor 286, dimana untuk menghidupkannya masih menggunakan disket DOS. Selain itu sistem operasi pada saat itu msih belum open system, sehingga sistem PC tidak dapat berkomunikasi dengan sistem lainnya yaitu Mac.Untuk mengirimkan files kepada seseorang yang berlainan kota, kita masih membutuhkan jasa pos atau kurir. Tahun 1990, orang Indonesia dengan bangganya menenteng organizer elektronis bermemori 2 MB untuk dapat disebut melek teknologi.

Salah satu penerapan teknologi informasi di ritel
Salah satu penerapan teknologi informasi di ritel

Saat ini teknologi komputer sudah berkembang demikian pesatnya . Di pasaran komputer kini telah sampai ke teknologi komputer berprosesor Pentium IV dengan kecepatan sampai 2 Gz dan memori 1.5 GB. Orang juga dapat dengan mudah berkomunikasi dan bertukar informasi walau pun sistem operasi komputernya berbeda, karena kini sistem operasi sudah open system. Untuk mengirimkan file, semudah mengklik sebuah program. Fungsi kantor pos untuk berkirim surat mulai berkurang peranannya. Kini tempat organizer elektronik digantikan oleh PDA (Personnel Digital Assistenat), atau Pocket PC dengan memori sampai 64 MB dan sistem operasi PalmOS atau Windows Pockect PC 2002, yang diluncurkan October 2001 lalu. Dengan kehadiran PDA mobilitas orang kini tidak lagi menjadi halangan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi di internet, mau pun melakukan aktivitas seperti mengetik atau membuat perhitungan dengan spread sheet.

Salah satu contoh penerapan teknologi tinggi di bidang usaha ritel
Salah satu contoh penerapan teknologi tinggi di bidang usaha ritel

Hal yang sama terjadi dengan teknologi komunikasi (telpon). Tahun 1977, mobile telepon masih sebesar tas jinjing. Kini ukuran dan kemampuan mobile telepon sudah melompat jauh. Ukuran mobile phone kini sangat kecil dan dilengkapi dengan teknologi baru seperti Blue Tooth dan GPRS. Telpon seperti ini dipadukan dengan PDA, mampu membawa pemiliknya ke dunia maya secara mudah, tanpa perlu pasang-pasang kabel. Operator telpon juga semakin banyak, tahun 1975 kita hanya mengenal Telkom untuk telpon rumahan dan teknologi AMPS untuk mobile telepon. Kini kita memiliki lebih banyak pilihan misalnya Telkom, Ratelindo, C4, AMPS, GMS 900, CDMA, GMS 1800, dan PSN (telpon satelit). Untuk sambungan internasional pun tersedia alternatif yang jauh lebih murah melaui VOIP di internet.

Contoh konfigurasi jaringan ritel yang terintegrasi
Contoh konfigurasi jaringan ritel yang terintegrasi

Trend di atas mau tidak mau akan berimbas pada perkembangan industri retail di tanah air. Retailer di Indonesia perlu mencermati trend ini, agar pada saatnya nanti dapat memaksimumkan kesempatan yang ada untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari trend yang terjadi. Mari kita lihat trend apa saja yang akan menyertai perkembangan teknologi ini.

e-Retailing
“The internet is like a weapon sitting on the table, ready to be picked either by you or your competitors” demikian nasihat yang diberikan oleh Michael Dell, pendiri Dell Computer.. Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia baru sekitar 1% dari jumlah penduduk atau lebih kurang dua juta orang. Walau pun demikian pada masa mendatang jumlah ini akan terus mengalami peningkatan. Sehingga tidak salah jika dikatakan trend blue chip di masa mendatang adalah non-store retailing melalui internet yang dikenal dengan e-retailing, e-tailing atau e-Commerce B2C.

Melihat pengalaman di Amerika, survey dari Boston Consulting Group (BCG), menunjukkan bahwa pada tahun 2000, e-retailing tumbuh dengan laju 120% dan mencapai penjualan senilai 33 milliar USD. Pada tahun 2001 diperkirakan tumbuh 85% dengan penjualan mencapai 61 milliar USD (Retailernews.com, Feb 2001).
Produk apa yang cocok dijual melalui internet? Produk yang penjualanya didukung oleh impulse buying atau produk tak bermerek yang karakteristiknya ditentukan oleh evaluasi secara organoleptik (evaluasi pancaindera terhadap bentuk, tekstur, warna, rasa, dan bau), tidak akan sukses jika dijual melalui e-retailing. Produk yang cocok untuk dipasarkan melalui internet adalah produk rasional. Artinya produk yang dijual harus produk yang mudah dideskripsikan, memiliki loyalitas merek yang tinggi atau mereknya sudah demikian dikenal oleh target pembelinya, misalnya buku, komputer, camera, appliances, peralatan kantor, produk kecantikan, produk kesehatan dan pakaian. Riset dari BCG, menunjukkan bahwa kategori seperti komputer, buku, mobil, produk kecantikan dan kesehatan merupakan kategori yang paling pesat pertumbuhan penjualannya di internet. Untuk produk makanan dan toiletries, hanya merek-merek terkenal yang paling umum dikonsumsi yang mungkin sukses dijual secara e-tailing. Sedangkan untuk produk fresh seperti daging, ikan dan buah masih sulit untuk dipasarkan melalui e-tailing karena perilaku pembelian konsumen yang sangat khas untuk produk-produk ini. Untuk membeli produk fresh pembeli butuh melihat, menyentuh dan membaui terlebih dahulu sebelum memutuskan pembelian.

IT Application for business and commercial

Didukung oleh perkembangan teknologi PDA, barcoding dan mobile telpon, e-tailing masa depan akan sangat jauh berbeda dengan praktek yang terjadi sat ini. Pada masa depan berbelanja akan semakin singkat, mudah, dan praktis. Kita dapat memesan produk melalui PDA/mobile phone yang dilengkapi dengan barcode scanner, bayar dengan ATM atau credit card secara on-line. Teknologi I-Home yang dikembangkan oleh Cisco Systems, bahkan sanggup membuat kulkas kita memesan barang secara langsung ke supermarket, jika stock barang di dalamnya dibawah stock minimum yang kita set. Selanjutnya pesanan dapat kita ambil sendiri atau langsung diantar via delivery service.

Barcoding Shopping

Selain berbelanja melalui internet, tentunya di masa depan kita juga masih dapat berbelanja langsung ke supermarket. Namun supermarket masa depan akan jauh berbeda dengan supermarket yang ada saat ini. Jika sekarang kita memilih barang dan meminta cashier menscan barcode-nya, maka di masa depan kita menscan sendiri barang yang kita inginkan dengan handheld terminal yang disediakan toko atau PDA yang kita miliki. Lalu meletakkan barang di trolley khusus yang dilengkapi barcode reading dengan teknologi seperti blue tooth. Jika barang belum di-scan, alarm pada trolley akan berbunyi, mengingatkan kita untuk menscannya dulu. Total harga barang yang telah di-scan dapat dibayar via ATM atau credit card secara on line lewat PDA atau hand phone. Selanjutnya kita langsung menuju pintu keluar untuk mengambil receipt dan membungkus belanjaan.

Gerai Ritel
Sistem Check Out Kasir Sendiri (Self Service)

Toko-toko mungkin tidak lagi membutuhkan cashier atau pun cash register. Para cashier harus mulai berpikir untuk menemukan pekerjaan baru! Dengan teknologi seperti ini toko akan beroperasi lebih effisien, dan mampu mengontrol shrinkage lebih baik. Sekarang teknologi seperti ini sedang dikembangkan oleh Wal-Mart bersama Symbol Technologies.
Teknologi diatas dimungkinkan dengan adanya teknologi wireless LAN dan teknologi barcoding yang dikembangkan oleh Barpoint.com bekerjasama dengan Palm Pilot, Teknologi CueCat dari CueCat.com dan deBarcode.com. Saat ini teknologi seperti ini sedang dikembangkan oleh Radio Shack dan CueCat di AS. Misalnya jika kita berkunjung ke outlet Radio Shack, kita akan diberikan satu unit CueCat gratis untuk dihubungkan ke unit PC di rumah. Dengan alat ini kita dapat menscan barcode dari produk yang dicantumkan di iklan majalah atau catalog Radio Shack, untuk selanjutnya browser internet akan meload data profil produk tersebut melalui PC. Jika tertarik, kita dapat langsung memesannya secara on line. Dan barang pun akan segera dikirimkan ke rumah kita.

Di masa depan fungsi seller (pramuniaga toko) dapat digantikan oleh tokoh animasi, yang dengan sigap dan tak kenal lelah menjawab seluruh pertanyaan calon pembeli melalui computer station yang dipasang di area toko. Jadi jangan kaget jika di masa depan kita dilayani oleh Lara Crox, saat berbelanja di supermarket.

e-Price Comparation

Perkembangan teknologi e-retailing dan e-barcoding , akan mendorong berkembangnya pelayanan cyber price survey. Melalui jasa seperti ini, jika ingin mengetahui atau membandingkan harga yang ada di pasar, konsumen dapat dengan mudah mengakses situs tertentu dan memperoleh informasi tersebut. Informasi yang diberikan dapat berupa Nama Barang, Nomor Barcode, Nama Manufacturer, Spesifikasi Barang, dan Harga Jual di retailer A, di retailer B atau retailer lain yang diminta.

Dengan teknologi seperti ini mekanisme pasar akan lebih effisien. Konsumen akan semakin mudah menentukan, retailer mana yang lebih murah dan mana yang lebih mahal. Jika tidak memiliki nilai tambah yang significant, jangan harap retailer dapat menarik hati calon pelanggan. Semakin jelaslah bahwa dimasa depan retailer harus ekstra keras mengeffisiensikan sistem operasi dan sistem supply chainsnya jika ingin sukses. Hilangkan in-effisiensi dalam supply chain, kurangi jumlah supplier untuk satu jenis produk yang sama 25% setiap tahunnya, berikan empowerment kepada tiga orang terbaik bukan anggota keluarga untuk mengelola usaha, jauhkan sepupu dari usaha kita, rekruit orang-orang yang memiliki integrasi, dan berikan mereka gaji dan benefit yang memuaskan. Tanpa itu … selamat tinggal! Dan selamat bergabung di dunia under dog!

Quick and Efficient Customer Response (QECR)

Trend berikutnya yang akan terjadi dengan diserapnya perkembangan TI ke Indonesia adalah penerapan QECR dalam proses logistik dan distribusi barang oleh retailer. Prinsip utama QECR adalah pemanfaatan teknologi guna meningkatkan effisiensi dan kecepatan respon dari retailer terhadap permintaan pasar, dengan demikian perkembangan teknologi komputer dan komunikasi akan berdampak besar terhadap QECR. Saat ini sistem manufacture, distributor dan retailer merupakan tiga sistem yang terpisah dan tertutup. Di masa depan ke tiga sistem ini akan menjadi satu, karena tuntutan effisiensi yang lebih tinggi.

Saat ini praktek QECR berkembang pesat di Eropa, terutama di Inggris. Tesco melalui penerapan QECR misalnya, mampu menurunkan level stock di rantai mereka dari 46 hari pada tahun 1978 menjadi hanya berkisar 17 hari di tahun 1997. Jika berminat untuk menerapkan QECR, maka dua landasan implementasi QECR berikut harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu :
Trust antar komponen rantai permintaan (demand chains).
Relationship win-win antara retailer dengan supplier.
Tanpa dipenuhinya kedua hal di atas jangan harap penerapan QECR akan berhasil. Selanjutnya untuk menjamin keberhasilan penerapan QRCR maka fokus manajemen harus diarahkan pada hal-hal berikut:
Penerapan micro merchandising.
Penerapan interface multifungsi dalam hubungan retailer-supplier.
Ada sistem pemantauan PLC (Product Life Cycles).
Penerapan category management.
Product replenishment yang effisien.
Memaksimumkan penerapan teknologi.

Implemantasi QECR oleh retail akan menjadi satu kompetitif advantage di masa depan, sepandan dengan besarnya investasi yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Wal-Mart misalnya menanamkan investasi senilai 2.4 juta USD pada tahun 1983 hanya untuk membeli teknologi komunikasi via satelit untuk meningkatkan effisiensi distribusi dan logistiknya. Pada awalnya Sam Walton, sang pendiri, enggan mengeluarkan dana sebesar itu hanya untuk komputerisasi. Namun akhirnya ia mengalah terhadap desakan para top managernya seperti David Glass, Jack Shewmaker dan Ron Mayer. Dua tahun pertama investasai ini belum menunjukkan hasil. Namun investasi tersebut akhirnya diakui sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan Wal-Mart saat ini. Sehingga Wal-Mart mampu menggabungkan sistem mereka dengan sistem para suppliernya. Dengan demikian mereka mampu membeli dengan harga lebih murah, plus biaya logistik & distribusi yang lebih effisien Tak heran jika mereka dapat membuktikan bahwa jika belanja di Wal-Mart … Every Day Low Price! Kini Wal-Mart adalah retailer terbesar dalam hal omzet di dunia. Semua pencapaian itu memang tidak gratis, total investasi Wal-Mart pada saat itu untuk membeli teknologi komputer dan komunikasi satelit hampir mencapai 700 Juta USD.

Hal yang menggembirakan adalah kesadaran dari para manufacture (supplier) untuk turut memperbaiki teknologi komputerisasi dan komunikasinya. Sehingga dengan adanya upaya dua pihak,. retailer-supplier; Untuk sama-sama memperbaiki teknologi mereka, biaya investasi diharapkan dapat lebih murah. Contoh kolaborasi retailer-manufacture dalam program supply chain integration, misalnya antara Wal-Mart dan P&G. Manufacture lain misalnya Nestle, mengembangkan sistem supply chains berbasis internet. Nestle menanamkan USD 1.8 milyar untuk mengembangkan sistem tersebut. Sebelumnya Nestle memilki 5 sistem e-mail dan 20 versi software accounting, dengan sistem barunya ini, Nestle mulai beralih menuju penggunaan satu paket software. Database Nestle menggunakan satu kode produk tunggal, sehingga pembeli produk Nestle di satu negara dapat membeli produk yang sama dari divisi Nestle di negara lain. Seluruh database Nestle disentarlisasikan di 6 pusat data, dan dapat diakses lewat internet. Nestle juga dapat mengetahui berapa banyak pembelian yang dilakukan oleh satu account, proses negosiasi dilakukan tersentalisasi, sehingga memberikan volume yang lebih besar per satu purchase order, dengan demikian lebih effisien. Pembelian lintas negara menjadi lebih mudah dikoordinasikan.

Non store retailing dan QECR melalui internet merupakan trend blue chip di masa mendatang di Indonesia. Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi akan mempercepat pertumbuhan e-retailing dan penerapan praktek QECR. Banyak peluang penghematan yang dapat diambil. Implikasinya, jika ingin tergabung dalam sistem tersebut, maka retailer perlu mengevaluasi apakah sistem dan infrastruktur yang dimiliknya mendukung untuk itu, jika tidak, saatnya sekarang ini untuk mempersiapkan diri, atau terlambat sama sekali.

Perkiraan perkembangan teknologi informasi dimasa depan

Teknologi Masa Depan dan Dunia Usaha


Bukan tidak mungkin nanti robot akan memiliki perasaan seperti manusia melalui rekayasa DNA. Sebaliknya, sebagian perangkat tubuh manusia akan ditambah dengan peralatan robot. Misalnya, pada sebagian tangan atau kaki manusia nanti ada perangkat robotnya sehingga dapat memiliki tenaga ekstra untuk bekerja atau berkarya melebihi manusia yang hidup pada zaman sekarang.

Tidak hanya itu. Sangat boleh jadi nanti manusia bisa melihat kehidupan masyarakat di masa depan setelah ”dikirim” melalui perangkat yang disebut lorong waktu (time tunnel) sehingga bisa mengetahui atau bahkan bisa mencegah kemungkinan hal-hal yang bisa membinasakan kehidupan umat manusia di masa datang.

Jika kita membayangkan itu semua, sepintas mungkin seperti mimpi atau sama seperti kita menyaksikan film-film fiksi sains di layar kaca atau bioskop.

Namun, hal itu sangat mungkin terjadi melalui revolusi teknologi dan bioteknologi. Sebaliknya, jika kita melihat kondisi Indonesia sekarang, yang kita saksikan adalah arus deras masuknya barang-barang dan perangkat teknologi impor.

Sebagian dari kita merasa bingung dan terkaget-kaget pada perkembangan teknologi itu. Namun, sebagian lagi merasa tertantang oleh arus masuk teknologi modern dalam ranah kehidupan kita sehari-hari. Sebagai pengguna, adakalanya sebagian dari kita gagap dan bingung menghadapi perkembangan teknologi yang berlangsung cepat ini.

Contohnya, ketika sejumlah menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu dilengkapi dengan alat kerja canggih untuk dapat mengirim dan menerima surat elektronik melalui sebuah gadget, sebagian di antara mereka ada yang gagap teknologi atau gaptek.

Kalau di antara penentu kebijakan masih ada yang lack of technology (kurang paham teknologi), sangat bisa dimaklumi kalau masyarakat pada umumnya juga kesulitan untuk dapat menerima teknologi baru. Bagi sebagian orang, cara berkomunikasi seolah dianggap baru sempurna kalau dilakukan secara lisan dengan bertatap muka secara langsung.

Demikian pula dalam cara kita bekerja, adakalanya pergi ke kantor merupakan suatu keharusan. Padahal, di era serba cepat seperti sekarang, pekerjaan selayaknya berorientasi pada memaksimalkan output (hasil).

Untuk pekerjaan tertentu, tidak mutlak lagi harus dikerjakan di kantor, tetapi bisa juga dikerjakan di rumah. Oleh karena itu, akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah small office home office (SOHO).

Di era serba teknologi seperti sekarang, cara berkomunikasi dan melakukan transaksi bisnis yang efektif tidak selalu harus melalui cara bertatap muka meskipun hal itu bisa menimbulkan gugatan dari aspek budaya.

Seperti kita ketahui, pada tahun 1990-an, transaksi perbankan masih dilakukan secara konvensional, di mana nasabah yang hendak mentransfer uang masih harus mendatangi kantor bank dan bertemu langsung dengan customer service. Kalau banyak yang akan melakukan transaksi, para nasabah harus bersabar untuk antre. Kondisi ini tentu saja sangat menyita waktu dan sering menjengkelkan.

Namun, kini, transaksi perbankan sudah bisa dilakukan dalam waktu cepat melalui internet banking. Melalui sentuhan tangan di keyboard komputer yang terhubung ke jaringan internet atau melalui smartphone, sekarang nasabah sudah bisa melakukan transaksi perbankan dari mana dan kapan saja. Perkembangan teknologi informasi mampu mengatasi dimensi waktu, ruang, dan jarak.

Jaringan komunikasi yang berkembang demikian pesat telah banyak membantu umat manusia dan sejumlah perusahaan di jagat raya ini untuk saling berinteraksi dan melakukan transaksi bisnis satu sama lain.

Proses pengiriman berita dari atas pesawat kepresidenan yang sedang mengisi bahan bakar di Bandara Hongkong bisa dilakukan penulis dalam waktu relatif singkat melalui sebuah gadget, ketika mengikuti rombongan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2001.

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara pandang dan perilaku orang dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga bisa mengubah mekanisme kerja sebuah perusahaan. Adakalanya perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat bisa melampaui perkembangan perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, perusahaan yang lambat dalam mengikut perkembangan teknologi bisa jadi akan tersisih dari dinamika masyarakat dan kemungkinan bisa kalah dalam persaingan usaha. Saat ini jaringan internet relatif sudah memasyarakat meskipun di Indonesia masih terbilang mahal untuk bisa memakai internet, bila dibandingkan dengan di negara maju.

Melejit bagaikan meteor

Sekarang perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi berlangsung demikian pesat. Melejit bagaikan meteor. Dengan demikian, kalau sebuah perusahaan tidak melek teknologi, mereka bisa sangat jauh ketinggalan. Pasalnya, life cycle suatu teknologi semakin singkat dan mudah menjadi kedaluwarsa.

Oleh karena itu, investasi di bidang teknologi informasi perlu mengutamakan dua hal penting. Pertama, dari aspek finansial harus memenuhi return on investment (ROI) yang cepat. Kedua, dari sisi teknis, investasi di bidang teknologi informasi antara lain perlu memerhatikan biaya pemeliharaan, keamanan, dan bersifat user friendly.

Jika misalnya sebuah perusahaan menggunakan pesawat telepon PABX atau memakai mesin lift yang sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya atau sulit suku cadangnya, dipastikan hal itu akan membebani keuangan perusahaan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi perlu terus diikuti agar sebuah perusahaan bisa melakukan investasi dengan cepat dan tepat agar tidak sia-sia.

Demikian pula, misalnya, jika perusahaan hendak memutuskan untuk membeli atau menyewa seperangkat server untuk mem-back up semua data perusahaan, selayaknya dipertimbangkan dengan tepat kebutuhan dan manfaatnya.

Investasi dalam bidang teknologi informasi hendaknya jangan dilihat pada nilai uang yang dikeluarkan pada saat ini, tetapi harus dilihat output dan manfaatnya dalam jangka panjang.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda soal penggunaan teknologi informasi, tergantung pada visi dan misi serta kultur dari perusahaan tersebut. Perusahaan keluarga yang konservatif biasanya daya adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi tidak fleksibel seperti perusahaan modern yang dikelola oleh para pekerja profesional.

Di negara-negara maju seperti Jepang, proses produksi dari perusahaan-perusahaan manufaktur sudah memakai tenaga robot karena tenaga manusia sudah sangat mahal di Negeri Sakura itu. Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, pemakaian robot dapat mengancam keberlangsungan tenaga manusia.

Mungkinkah pemakaian robot dapat dilakukan pada saat jumlah penduduk Indonesia berkurang? Lalu, bagaimana pula jumlah penduduk Indonesia bisa berkurang, sementara angka pertambahan penduduk sekarang rata-rata 1,6 persen per tahun?

Mereka-reka pertanyaan tersebut bisa saja dilakukan. Karena itu, jawabannya bisa berbunyi, Indonesia bisa saja nanti menggunakan tenaga robot karena kalau kondisinya terus seperti sekarang, jumlah penduduk bisa berkurang secara alamiah karena sebagian meninggal dunia akibat kelaparan dan bencana alam yang disebabkan oleh faktor manusia Indonesia sendiri.

Jawaban lain, bangsa Indonesia yang semula sebagai negara kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak bisa jadi akan menyusut karena masing-masing provinsi menuntut untuk menjadi negara sendiri agar bisa mengelola daerahnya secara lebih otonom dan bisa maju lebih cepat.

Jawaban di atas memang agak pesimistis dan seolah-oleh membenarkan kekhawatiran dari sebagian kalangan selama ini bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia akan sulit dipertahankan, sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia juga terancam perpecahan karena tidak adanya figur pemimpin yang kuat dan bisa dijadikan panutan masyarakat.

Tentunya, kita sangat tidak berharap hal itu terjadi. Kita menginginkan generasi yang akan hidup di tahun 2030 bisa tetap tinggal di negara Indonesia yang memiliki jumlah pulau sebanyak 17.000 dan 400 bahasa dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Semoga.

Teknologi di Masa Depan & Masa Depan Teknologi

Ketika berpikir ke masa depan, sebagian besar orang mempertimbangkan teknologi saat ini dan bagaimana teknologi tersebut dapat diperbaiki atau lebih berkembang di tahun-tahun yang akan datang.

Bayangkan jika ponsel Anda berperilaku seperti remote yang mengontrol seluruh hidup Anda. Bayangkan jika remote tersebut memiliki kemampuan untuk menyimpan sejarah hidup Anda menjadi perangkat yang dapat Anda gunakan untuk membawa memori Anda kembali ke kehidupan ketika Anda membutuhkannya.

Ini semua perangkat dan perkembangan yang saat ini sedang terus di kembangkan oleh para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia. Teknologi telepon selular diharapkan akan jauh lebih maju selama sepuluh tahun atau lebih.

Pada kenyataannya, itu tidak sepenuhnya masuk akal untuk membayangkan melihat sebuah telepon selular yang dapat menghafal jadwal perjalanan Anda dan memastikan bahwa semuanya sudah siap mengenai jalan, pemesanan tiket pesawat dan bahkan kereta api dan memberikan Anda mutlak rute terbaik untuk mencapai tujuan Anda tepat waktu.

Bayangkan telepon yang akan mengendalikan sentral pemanas di rumah Anda agar Anda tetap hangat bahkan sebelum Anda bangkit dari tempat tidur di pagi hari atau yang memberikan otoritas darurat dengan informasi rumah Anda jika sistem keamanan rumah Anda sudah dipicu.

Banyak telepon seluler saat ini dilengkapi untuk menangani file musik, video dan banyak aspek hiburan lainnya. Bayangkan jika anda memiliki telepon yang akan bekerja dengan sistem hiburan rumah Anda dan menemukan program yang menarik minat Anda dan kemudian secara otomatis men-download program-program tersebut bagi Anda.

Telepon futuristik ini akan juga tahu langsung bagaimana menangani panggilan masuk Anda. Jika seseorang melakukan panggilan yang tidak ingin bicara (missed call) atau ketika Anda sudah punya janji, maka secara otomatis akan mengarahkan panggilan ke pesan suara tersebut berdasarkan jadwal Anda dan memberi Anda ringkasan teks untuk menelepon dan alasannya.

Telepon seluler ini akan seperti memiliki asisten virtual dalam saku Anda. Dan, meningkatkan teknologi dan perkembangan baru yang dibuat setiap tahun sehingga memiliki telepon seperti ini dalam waktu dekat ini tidak terlalu dibuat-buat.

Teknologi lainnya juga akan melihat pertumbuhan dan perkembangan.Memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit bahkan sebelum mereka mogok atau teknologi untuk menanamkan organ vital untuk menyelamatkan nyawa adalah hal-hal yang telah dikembangkan secara konstan selama beberapa tahun.

Teknologi yang mengelilingi penelitian medis secara substansial lebih maju daripada itu bahkan dua puluh tahun yang lalu. Kanker bisa suatu hari nanti benar-benar tidak dapat disembuhkan peduli jenis atau seberapa jauh maju penyakit ini ditemukan.

Atau, bisa saja menjadi salah satu penyakit yang individu menerima imunisasi ketika mereka masih muda, sehingga mereka tidak pernah tertular penyakit sebenarnya. Kendaraan mungkin sebenarnya bisa melayang-layang di atas tanah menghasilkan jauh lebih cepat dan lebih efisien cara untuk bepergian.

Teknologi masa depan tetap terlihat namun kita dapat mengasumsikan pada tingkat bahwa segala sesuatu telah berubah di masa lalu, hal-hal akan jauh lebih maju di masa depan.

Teknologi di masa depan mungkin tidak menghasilkan apapun dari hal-hal ini, tetapi kemungkinan bahwa mereka akan lebih baik.

Mengingat apa dunia sekarang dibandingkan dengan apa yang telah 100 tahun yang lalu, ia berdiri untuk alasan yang baik bahwa masa depan teknologi akan membawa kita ke hal-hal yang tidak pernah kita merasakanya.

Minggu, 03 April 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI – Bagian II

Perkembangan teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak pada tahun 1041. Meskipun Johann Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai orang yang membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan ekonomis di tahun 1436, namun pemikiran Gutenberg ini bercikal dari sebuah penemuan awal alat cetak di Cina pada tahun 1041 tadi.

Seorang bernama Bi Zheng di Cina diakui secara umum sebagai pencipta keterampilan cetak-mencetak. Tahun 1041, ia mencetak dokumen-dokumennya yang pertama dengan menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298, yang membuat huruf-hurufnya dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan bahkan surat kabar.

Dengan demikian di Asia, cetak-mencetak sudah berlangsung sejak sekitar 100 tahun yang lalu, terutama di Cina dan Korea. Teks dan gambar diukirkan pada kepingan papan, logam atau tanah liat, kemudian acuan stempel itu diberi tinta, ditumpangi selembar kertas lalu di tekan rata.

Di Eropa cara mencetak semacam itu pertama kali disempurnakan oleh Johann Gutenberg, yang hasil penyempurnaannya itu merupakan salah-satu hasil karya terbesar dalam sejarah sampai saat ini.[2] Sejak saat itu industri percetakan pun mulai dan terus berkembang.

Masa Renaisans yang dikenal sebagai masa kebangkitan Romawi dan Yunani Kuno, yang merupakan masa hidupnya hampir sebagian besar tokoh-tokoh penemu bersejarah, termasuk masa di mana Johan Gutenberg lahir dan mematenkan hasil karyanya, akhirnya berakhir. Kehidupan terus berjalan dan penciptaan-penciptaan tidak berhenti bermunculan.

Dari keempat jenis media massa maka pers dalam artian surat kabar dan majalah merupakan media tertua. Film, radio, televisi adalah media yang lahir setelah surat kabar dan majalah. Menurut sejarah pers, surat kabar yang tertua adalah Notizie Scritte di Vinesia yang terbit pada tahun 1566. Sedangkan majalah yang pertama diterbitkan adalah Gentelman’s Megazine pada tahun 1731 di London.

Sampai akhir abad 19, kegiatan komunikasi massa hanya dilakukan oleh suratkabar dan majalah. Media Massa lainnya belum lahir.sekarang suratkabar dan majalah sudah mengalami kemajuan sangat pesat sesuai dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih. Kalau pada mulanya suratkabar dan majalah hanya dicetak dengan tinta hitam saja, sekarang dicetak dengan banyak warna atau disebut full-colour.

Teknik percetakan yang sudah semakin maju telah mngantarkan bentuk suratkabar dan majalah semakin baik dan indah. Selain dari itu, tekhnik penulisan isi redaksionalnya sudah semakin baik pula.

Perkembangan terakhir adalah diperlukannya teknik percetakan jarak jauh. Cetak jarak jauh ini telah diterapkan oleh beberapa suratkabar besar di dunia. Suratkabar yang dulunya hanya dicetak di London, sekarang dalam waktu bersamaan juga dicetak di Hongkong. Teknik ini juga akan berlaku di Indonesia. Tekhnik cetak jarak jauh tentu akan memudahkan pendistribusian media cetak ke daerah, sehingga waktu pengiriman bisa dipangkas.

Sementara itu, juga di abad ke-19, saat mesin uap mampu menaikkan kecepatan yang ditempuh kendaraan baik di darat ataupun di laut, dengan jelas muncul kebutuhan sebuah sarana komunikasi langsung jarak jauh. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang terciptanya komunikasi secara jelas meski berada pada tempat-tempat yang begitu jauh dari pandangan mata. Dalam pengertian bahwa komunikasi itu harus lebih cepat dari kecepatan kapal maupun kilat.

Tahun 1791, Abbe Claude Chappe (1763-1805) menyatukan dua kata menjadi sebuah istilah, telegram optik, untuk menggambarkan digunakannya sederet menara untuk mengirimkan sebuah pesan yang kasat mata oleh satu menara dari satu menara sebelumnya. Sistem Chappe ini membutuhkan 120 menara berjajar yang mampu mengirimkan sebuah pesan antara Paris dan Laut Tengah dalam waktu kurang dari satu jam, yang berarti lebih cepat dari kuda tunggang yang tercepat.

Semua sistem ini bergantung pada sinyal-sinyal yang kasat mata. Telegram merupakan sebuah terobosan dalam komunikasi karena ini memungkinkan terjadinya komunikasi instan antara dua orang yang tidak berhadapan muka. Gagasan untuk mengirimkan pesan-pesan sandi dengan sarana kabel yang masing-masing mewakili setiap huruf dalam abjad.

Selanjutnya perkembangan dari telegram ini adalah penemuan yang dilakukan oleh Michael Faraday (1791-1867) yang mampu membuktikan bahwa getaran-getaran logam dapat diubah menjadi impuls-impuls listrik. Inilah yang menjadi cikal-bakal diciptakannya telepon oleh dua orang yang bekerja secara terpisah di Amerika Serikat. Mereka adalah Alexander Graham Bell (1847-1922) kelahiran Skotlandia dan Elisha Gray (1835-1901). 

Keduanya mematenkan karyanya di New York pada tanggal 14 Februari 1876. Namun, karaya Bell mampu mengalahkan karya Gray . Meskipun Gray yang pertama kali membuat diafragma/alat penerima elektromagnit baja pada tahun 1874, tapi ia tidak menguasai desain pemancar yang mudah digunakan sebelum Bell berhasil membuatnya. 

Sebelum berkembangnya televisi sebagai media massa, dunia telah lebih dulu dipikat oleh kemunculan film.

Film dimasukkan ke dalam kelompok Komunikasi Massa. Selain mengandung aspek hiburan, juga memuat pesan edukatif. Namun aspek sosial kontrolnya tidak sekuat pada suratkabar atau mserta televisi yang memang menyiarkan berita berdasarkan fakta terjadi. Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, di mana tema cerita bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif. Film sebagai alat komunikasi massa baru dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story of Crime” di Perancis dan Edwar S. Porter membuat film “The Life of an American Fireman” tahun 1992.

Film yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa ke masa, film mengalami perkembangan, termasuk soal warna yang semula hitam putih sekarang sudah berwarna. Namun sekarang ini, film tidak populer disebut sebagai komunikasi atau media massa, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang memuat berita yang digarap oleh para reporter atau wartawan. Film lebih banyak difahami sebagai media hiburan semata yang diputar di bioskop dan televisi. 

Baru setelah tahun 1946, kegiatan dalam bidang televisi tersebut tampak dimulai lagi. Pada waktu itu, di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar. Tetapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan serta perkembangan tekhnologi, maka jumlah studio/pemancar televisi pun meninglat dengan hebatnya.

Pekembangan ini dimulai dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seseorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nikov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Akhirnya Nikov diakui sebagai “Bapak Televisi”.

Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, yaitu ketika berlangsungnya “World’s Fair” di New York, namun sempat terhenti ketika terjadi Perang Dunia II.

Sekarang , sudah sekitar 750 stasiun televisi terdapat di negara Paman Sam itu. Tak heran, bila televisi akhirnya menjadi kebutuhan hidup sehari-hari di seluruh penjuru AS dan merupakan kekuatan yang luar biasa dalam komunikasi massa. Lebih dari 75 juta pesawat televisi digunakan secara tetap.

Pada tahun 1946, televisi dinikmati sebagai media massa ketika khalayak dapat menonton siaran Rapat Dewan Keamanan PBB di New York. Dewasa ini, setiap negara telah mempunyai pemancar televisi. Bahkan melalui parabola sebagai sambungan satelit, pemirsa dapat menikmati siaran dari luar negaranya seperti yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian arus berita dan informasi lewat televisi semakin beragam.

Namun demikian, penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric, menggunakan alat yang sederhana. Sedangkan penyiaran televise secara elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Coorporation. Semenata di Jerman penyiaran TV pertama kali terjadi pada tanggal 11 Mei 1939. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai pengahargaan terhadap Paul Nikov.

Televisi selain menyajikan aspek hiburan, juga menyiarkan berita, yang ada antaranya bersifat sosial kontrol. Karena itu, televisi sebagai media massa telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di rumah tangga masing-masing.

Sebagai media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. ‘Kotak ajaib’ ini sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan tekhnologi, seperti telepon, telegraf, fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak) serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi kini dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya.

Selang seabad kemudian, pada malam tanggal 30 oktober 1938, ribuan masyarakat Amerika panik karena siaran radio yang menggambarkan serangan makhluk mars yang mengancam peradaban manusia. Karena belum pernah terjadi maka serentak seluruh masyarakat Amerika tegang dan kalang kabut.

Akibat peristiwa tersebut para pakar peneliti sosial tertarik untuk meneliti masalah tersebut. Karena hal tersebut menggambarkan keperkasaan media dalam hal mempengaruhi khalayaknya. Karena dengan media orang bisa berebut kekuasaan dengan mudah seperti yang dilakukan oleh Hitler, Musolini, dan Lenin.

Guglielmo Marconi (Griffone, dekat Bologna, 25 Aprl 1874-Roma, 20 Juli 1937). Insinyur lektro Italia; adalah orang pertama yang pada tahun 1895 berhasil melakukan pengiriman sinyal tanpa kawat melewati jarak + 2 km, dengan suatu pesawat pemancar dan pengirim buatannya sendiri,kedua-duanya dilengkapi dengan antena penemuannya sendiri pula. Pada tahun 1898 berhasil dijalin hubungan telegraf tanpa kawat antara Inggeris dan Perancis; tahun 1909 dia menerima hadiah Nobel untuk ilmu alam bersama K. F. Braun, penemu tabung sinar elektron dan penerap lingkaran getaran pada radio telegrafi penemuan Marconi.

Penyiar informasi dalam bentuk berita dan penyiaran musik oleh radio dimulai hampir bersamaan. Tetapi yang terkenal ialah penyiaran kegiatan pemilihan umum presidan Amerika Serikat pada tanggal 2 November 1920 yang dianggap sebagai penyiaran berita pertama secara luas dan teratur kepada masyarakat.

Sementara di Amerika Serikat orang yang dinilai berjasa dalam penemuan radio adalah Dr. Lee De Forest dan Dr. Frank Conrad, yang berperan dalam penemuan radio di tahun 1920.

Usaha Marconi ketika itu baru berhasil pada tahap mengirimkan gelombang radio secara on dan off (nyala dan mati), sehingga baru bisa menyiarkan kode telegraf. Lee De Frost lalu menemukan vacumm tube yang berfungsi menangkap sinyal radio walaupun lemah. Sementara Frank Conrad secara regular menyiarkan produk-produk sebuah department store di AS. Akibat siaran ini, angka penjualan pesawat radio meningkat tajam hingga 500 ribu buah pada tahu 1923, atau meningkat 5 kali lipat dibangingkan tahun berikutnya.

Radio sebagai media elektronik, dimasukkan kepada komunikasi massa, karena ada berita yang disiarkan secara luas dan dapat di dengar oleh orang banyak. Untuk berita, radio mempunyai reporter khusus yang mencari dan mengolah berita.

Sekarang radio masih tetap memainkan perannya sebagai media massa, meskipun televisi dan surat kabar atau majalah mengalami kemajuan pesat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Tapi radio mempunyai kelebihan tersendiri, sebab seorang dapat mengikuti sambil tetap melakukan pekerjaannya. Berbeda dengan surat kabar atau televisi yang memerlukan penglihatan.

Perkembangan mutakhir dari teknologi komunikasi adalah kemunculan internet yang merebak dengan cepat. Sebelum membahas tentang internet, terlebih dahulu kita bahas mengenai penemuan komputer sebagi sarana yang digunakan untuk emngakses internet.

Komputer pertama yang bernama Colossus 1, dibuat di Amerika Serikat pada awal tahun 1941. Perkembangan-perkembangan sebelumnya, yang merintis lahirnya komputer modern adalah dimulai dari berkembangnya aljabar logik dari George Boole (Inggris), yang dikembangkan oleh Charles Babbage yang menghasilkan kalkulator manikal yang dinamakan ‘Differential Engine’.

Dari perkembangan tersebutlah, lalu pada tahun 1937 seorang insyinyur Amerika, howard Aiken merancang IBM Mark 7, yang menjadi cikal-bakal dari komputer besar masa kini, yang mengunakan tabung hampa udara dan memiliki tombol-tombol elektromagnetik, bukan elektronik.

Komputer elektronik yang pertama yang telah dituliskan bernama Colossus 1, akhirnya dibuat oleh Alan Turing dan M.H.A Neuman, untuk pemerintah Britania di universitas Manchester.

Dari kemunculan komputer inilah yang di kemudian hari terus mengembang dan akhirnya lahirlar fasilitas internet. Internet adalah sejenis media massa yang agak baru.

Tahun 1972 merupakan awal kelahiran jaringan internet, yaitu dengan adanya proyek yang menghubungkan antara jaringan komunikasi pada jaringan komputer ARPANET. Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk menghubungkan berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai konsep gateway. Pada tahun 1973-1977, dikembangkan protokol TCP/IP (Transmission Control/Internetworking Protocol). Protokol ini digunakan untuk pengiriman informasi yang dikenal sebagai paket (packet).

Internet baru dimanfaatkan di Indonesia pada tahun 1996. Seseorang yang mempunyai pesawat komputer dapat menyambungkannya dengan jaringan komputer lainnya lewat satelit. Perbedaannnya dengan teknologi komunikasi lainnya bahwa internet dapat dibuat oleh orang perorang, bukan hanya oleh satu lembaga yang bergerak dalam penyiaran informasi.

Informasi yang dibuat seseorang dapat diketahui oleh banyak orang sepanjang orang lain tersebut mempunyai jaringan. Karena dapat diakses oleh publik inilah, maka internet dapat dikategorikan sebagai media massa.

Lebih dari lima orang Amerika dewasa mengggunakan internet di rumah, kantor atau sekolah, dan di atas 10% menggunakannya setiap hari. Dari karakteristik jenis kelamin hampir sama banyaknya lelaki dengan perempuan yang menggunakan web (situs).

Internet merupakan aktivitas mereka sehari-hari. Situs juga menjadi sumber informasi untuk hiburan dan informasi untuk perjalanan wisata. Pengguna internet bergantung pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.[15]

Namun demikian kehadiran internet yang mewabah dengan cepat serta mampu membuat para penggunaya menjadi ketagihan telah memberikan dampak mengejutkan terutama pada perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet. Seirng berjalannya waktu internet menjadi seperti media komunikasi yang lazim ditemukan. Siapapun nyaris bisa mengakses layanan internet kapan dan di manapun. Sehingga tarif internet menjadi murah. Sebagaimana yang dituliskan Joseph Straubhaar dan Robert LaRose dalam buku “Media Now”:
 
At the turn of the century, the Web began to converge with conventional electronic media as many of the “dot-com” companies that pioneered the internet ran out of money and died. Consumer interest, in on-line information, entertainment, and electronic shopping, or e-commerce, reached levels comparable to the early days of radio or television. Home computer ownership surpassed 50 percent as personal computer prices plummeted. Forty percent of all U.S. consumers had acces ti the internet at home, school or work, although many minority and low-income families were left behind by the internet craze (NTIA, 2000).
To reach the millions of eyeballs now glued to the Web,conventional media rolled out Web versionof their products and ivested in internet properties, internet active televition and on-line newspaper aimed to intergrate Web content with the conventional media consumption experience within the framework of conventional advertising-supported media. Cable TV systems offered internet service, telephone companies placed calls over the internet and traditional broadcasters like NBC AOL’s acquisition of the Time Warner media conglomerate in 2000 marked the beginning of a new phase of integrating “old media” with the new internet media to take advantage of the strengths of both. 

Pengaruh Perkembangan Teknologi Komunikasi

Saat ini, selain disibukkan oleh upaya penemuan maupun pengembangan-pengembangan sarana teknologi komunikasi yang lebih baik, masyarakat juga mulai melakukan penelitian-penelitian mengeai dampak dari perkembangan teknologi komunikasi tersebut.

Globalisasi media massa berawal pada kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi semenjak dasawarsa 1970-an. Dalam pengertian itulah kita bertemu dengan beberapa istilah populer, banjir komunikasi, era informasi, masyarakat informasi atau era satelit.

Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap kemekaran media massa, tetapi dilain pihak secara timbal-balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Para pakar komunikasi mengkhawatirkan pengaruh media massa ini bukannya menimbulkan dampak yang positif konstruktif, melainkan yang negatif destruktif. Lalu para pakar komunikasi mempertanyakan fungsi media massa itu. 

Arus informasi meluas keseluruh dunia, globalisasi informasi dan media massa pun menciptakan keseragaman pemberitaan maupun preferensi acara liputan. Pada akhirnya, sistem media masing-masing negara cenderung seragam dalam hal menentukan kejadian yang dipandang penting untuk diliput.

Peristiwa yang terjadi di suatu negara, akan segera mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain. Atau dengan kata lain, menurut istilah John Naisbitt dan Patricia Aburdence dalam bukunya Megatrend 2000 (1991), dunia kini telah menjadi ‘global village’.

Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Disamping itu, kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi pun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.

Salah seorang pakar komunikasi Abdul Muis, dalam tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991) menyebutkan, “… kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media) yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam kejadian.”

Akan tetapi di lain sisi, globalisasi informasi dan komunikasi tidaklah sepenuhnya membawa kebahagiaan bagi semua orang, masyarakat atau bangsa. Pengetahuan dan preferensi yang cenderung seragam terhadap informasi di masing-masing negara justru dapat menumbuhkan perbedaan atau kesenjangan internasional dalam berbagai bidang. 

Terjadinya pemekaran jenis-jenis media sebagai akibat kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi yang luar biasa, globalisasi media pun meningkat dalam kualitas jaringan internet global (cybercommunication) telah menciptakan sebuah jalan raya yang syarat informasi yang amat luas dan seakan-akan tidak berujung (information super haigway) komunikasi internet cenderung menjadi sebuah jenis media massa baru, karena penggunaan internet sudah massal.

Internet diibaratkan sebuah “dunia maya’ (dunia mimpi) tatkala TV telah menjadi begian terpenting dalam budaya komunikasi umat manusia “istilah kodok dalam tempurung” sudah mulai berubah tempurung kepala mulai berlubang-lubang kata seorang pengamat komunikasi manca negara. Dan kodok yang sudah lama tinggal di dalamnya sudah mulai bisa melihat ke seluruh pelosok dunia (TV disebut jendela dunia).

Sedangkan ketika kemudian muncul internet yang membentuk jaringan komunikasi dan informasi sejagat. Tempurung kepala itupun terbalik. Akibatnya sang kodok memperoleh kekuasaan meloncat-loncat ke seluruh dunia dengan kendaraan komputer.

Sebagai konsekuensi keberadaan cybercom, agaknya diperlukan undang-undang hukum pidana yang mengatur jaringan internet global ata antar bangsa (international cyberlow) untuk bekerja sama untuk melawan dampak buruk cybercom atau yang merugikan nilai-nilai budaya sutu bangsa.

Dalam globalisasi media massa (yang di perkuat dengan kemunculan berbagai saluran komunikasi massa yang kian canggih khususnya internet). Globalisasi media massa cenderung mendorong perluasan aspirasi kebebasan menyatakan pendapat atau kebebasan informasi di masing-masing negara.

Di Indonesia aspirasi kebebasan itu ingin mengutamakan pembatasan yuridis melalui pengadilan. Namun, karena sistem yang berlaku di zaman orde baru tidak/belum memungkinkan hal itu, maka aspirasi kebebasan itu lebih pada hiburan yang kurang sehat justru tidak lagi sesuai dengan tuntutan sistem budaya (norma-norma agama) terjadi secara kontroversi atau kejanggalan.

Khalayak media dalam globalisasi informasi berdiri di tengah-tengah polusi kebudayaantanpa perlindungan karena institusi-institusi tradisional tidak lagi sanggup berperan sebagaimana mestinya.

Arus globalisasi informasi (yang membawa nilai-nilai baru bagi Indonesia). Globalisasi media massa dapat berdampak keresahan dan gejolak sosio cultural di masing-masing negara. Hal itu disebabkan oleh pengaruh media global (informasi global).

Meskipun demikian, bagi bangsa Indonesia agaknya tolak ukur atau acuan dasar yang masih bisa diandalkan untuk memahami arus globalisasi nilai(yang dibawa oleh globalisasi media massa dan informasi) ialah nilai-nilai agama.

Pada dekade 1950-an, pemerintah di negara-negara berkembang memanfaatkan radio siaran untuk menyebarkanpesan-pesan pembangunan, terutama bidang pertanian, yang di tujukan kepada masyarakat pedesaan. Komunikasi pembangunan melalui radio siaran itu oleh para ahli komunikasi dinilai efektif, terutama setelah dikembangkannya Radio Farm Forum yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai kelompok pendengar.

Berkembangnya Radio Farm Forum ittu adalah berkat kegiatan UNESCO yang pada tahun 1956 menetapkan India untuk benua Asia dan Ghana benua Afrika sebagai pilot project guna menerapkan pola Kanada sebagai negara yang pertama kali melaksanakan gagasan Radio Farm Forum. Indonesia mengembangkan Radio Farm Forum atau kelompok pendengar itu sejak bulan September 1969.

Apabila komunikasi melalui radio tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat, tudak demikian dengan media televisi.

Negara-negara berkembang mengoperasikan televisi siaran mulai dekade 1905-an. Filipina memulainya pada tahun 1952, Indonesia pada tahun 1962, Malaysia dan Singapura pada tahun yang sama, yakni tahun 1963.

Daya tarik media televisi sebagai media elektronik, setelah memasyarakatnya media radio sifatnya aural (hanya dapat didengarkan), televisi sifatnya audio-visual (selain dapat didengarkan, juga dapat dilihat) dan segala sesuatunya berlangsung “hidup”, seolah-olah khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi.

Selain menayangkan berita-berita musibah, televisi ternyata juga menjadi slauran produksi dari beberapa karya sinematografi dan sinema elektronik, baik dalam bentuk film maupun “live music”. Kebebasan media tv dalam menayangkan film-film yang berbau porno, sadis atau menyangkut SARA, sering menimbulkan polemic da konflik di antara pakar-pakar komunikasi massa, para agamawan, bahkam kaum moralis.

Kita akan melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap khalayak dengan mengulas secara sepintas penjelasan Melvin Defleur dan Sandra Ball-Rokeach tentang teori-teori komunikasi dan pendekatan motivasional dari model uses and gratification (penggunaan dan pemuasan).

Teori Defleur dan Ball-Rokeach tentang pertemuan dengan Media

Pertemuan antara khalayak dan media berdasakan tiga karangka teoritis:
a. Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana dia memberi makna dari stimuli tersebut.
b. Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama.
c. Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam mempegaruhi reaksi orang terhadap media massa.

Sesuai dengan tujuannya, komunikasi massa mempunyai fungsi untuk memberikan kinformasi, menghibur dan mempegaruhi. Sudah dapat dipastikan, bahwa komunikasi akan memberikan dampak atau pengaruh terhadap pembaca, pendengar dan penontonnya. Apabila pengaruhnya tidak ada, maka tujuan komunikasi itu sendiri tidak berjalan.

Dampak komunikasi massa, selain positif juga mempunyai dampak negatif. Pengelola komunikasi massa dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak negatif kepada khalayaknya. Semua orang menginginkan pengaruh yang positif. Apabila terdapat dampak negatif, bisa dikatakan sebagai efek samping. Namun efek samping itu cukup membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat banyak.

Komunikasi massa harus mempunyai efek menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakan perilaku kita. Efek yang terjadi pada komunikasi tersebut terdapat pada tiga aspek. Ketiganya adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral.

1.Efek Kognitif
Pembaca suratkabar atau majalah, pendengar radio, dan penonton televise merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca, mendengar, dan menonton. Banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi tersebut, sehingga komunikasi atau media massa dijadikan sebagai kebutuhan utama setiap hari. Apabila media massaaa tersebut telah berhasil menambah wawasan atau pengetahuan, maka sudah dapat dilihat bahwa komunikasi massa telah mempunyai pengaruh secara kognitif.

2. Efek Efektif
Komunikasi massa juga akan memberikan dampak atau efek efektif kepada khalayaknya. Efek efektif lebih berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan. Dalam membaca berita sedih dalam majah atau suratkabar, seseorang juga terseret perasaan sedih. Demikian juga sebaliknya, orang akan merasa gembira ketika menonton peristiwa lucu di televise. Tidak ada orang yang merasa gembira, ketika mendengar dari radio berita jatuhnya pesawat terbang yang mengakibatkan ratusan penumpang meniggal seketika.

3. Efek Behavioral
Setelah mendapatkan ilmu atau pengetahuan, lalu merasakan sesuatu, maka efek yang terakhir dari komunikasi adalah berubahnya perilaku dari pembaca, pendengar, dan penonton. Bila televisi menyebabkan anda lebih mengerti bahasa Indonesia, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila anda membaca penderitaan orang miskin, lalu tergerak untuk membantunya, maka itu dinamakan efek prososial efektif. Tetapi bila anda telah mengirimkan wesel kepada penderita tersebut, maka itu disebut efek prososial behavioral.

Lapangan dampak atau efek komunikasi massa beradapada ketiga sector tersebut, yakni pada pengetahuan (kognitif), perasaan (afektif), dan sikap perilaku (behavioral).

Selain itu, bila ditinjau dari fungsinya media massa atau media komunikasi memiliki pengaruh persuasif.
Apa persuasif itu? Banyak definisi yang dikemukakan: mengubah sikap dan perilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis, menanamkan opini baru, dan usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan, atau perilaku orang melalui transmisi pesan. Maka persuasi adalah suatu proses timbale balik yang di dalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain.

Dalam buku Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy. M. A.: pengertian komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau keyakinan, dan lain-lain.

Di dalam masyarakat demokrasi, maka persuasif bukan merupakan pembujukan terhadap seseorang ataupun suatu kelompok untuk menerima pendapat yang lain. Akan tetapi persuasif merupakan suatu tekhnik mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan atau menggunakan data dan fakta psikologis dan sosiologis dari komunikasi.

Masing-masing media massa mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun yang kelihatan sama adalah ciri-ciri dari komunikasi massa tersebut, sebagai berikut:

1. Komunikasi Satu Arah, di mana semua media massa tadi dilancarkan oleh sumbernya kepada khalayak ramai tanpa dapat diresponi pada waktu bersamaan sebagaimana terjadi pada komunikasi personal. Antara komunikator dan komunikan tidakdapat merasakan reaksi masing-masing.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, yakni informasi yang disiarkan bersumber dari satu lembaga, kecuali internet yang dapat disiarkan orang secara pribadi. Sebagai komsekuansi institusi, seorang yang memiliki informasi barudapat menyiarkan setelah bekerjasama dengan orang lain dalam lembaga tersebut. Seorang wartawan yang telah menulis berita belum serta merta dapat menyiarkannya kepada pembacanya tenpa dibantu oleh pekerja lain di redaksi atau percetakan.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Media massa tidak akan menyiarkan informasi yang bersifat khusus seperti pesan yang hanya diperlukan seseorang atau kelompok tertentu. Informasi yang disiarkan adalah informasi yangdiperlukan orang banyak.

4. Media Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan. Artinya dalam waktu yang bersamaan, masyarakat banyak dapat mengetahi informasi secara serentak. Misalnya siaran televisi.

5. Komunikan komunikasi massa heterogen. Media massa tidak dapat menyiarkan informasi hanya untuk jenis orang tertentu saja. Dengan kata lain pembaca tak dapat dibatasi untuk orang tertentu. Tetapi ia memberikan porsi untuk semua orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, bangsa dan siapa saja yang dapat membaca, mendengar dan menontonnya.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa perkembangan teknologi komunikasi yang diawali oleh penemuan alat pencetak huruf di Cina dulu, telah mendorong manusia untuk semakin menyempurnakan sarana-sarana komunikasi yang ada. Hal ini terjadi karena setelah ditemukannya sesuatu, pada umumnya orang-orang kemudian akan menemukan kekurangan-kekurangan dari sesuatu itu. Kekurangan-kekurangan inilah yang menjadi landasan pemikiran keinginan para ilmuwan untuk menemukan teknologi komunikasi yang lebih efisien. 

Kehadiran beragam sarana teknologi komunikasi memberikan efek yang beragam pula kepada masyarakat. Adanya pengaruh-pengaruh inilah yang juga kemudian menarik sejumlah kalangan untuk mengadakan penelitian-penelitian seputar dampak media komunikasi, agar masyarakat tahu dan memikirkan cara penanggulangan dampak negatif media massa guna meningkatkan fungsinya yang positif.